Lompat ke konten
Beranda » Berita » Perihal Wacana Pajak 0 Persen Mobil Baru Dimentahkan Sri Mulyani

Perihal Wacana Pajak 0 Persen Mobil Baru Dimentahkan Sri Mulyani

    Perihal Wacana Pajak 0 Persen Mobil Baru Dimentahkan Sri Mulyani

    Perihal Wacana Pajak 0 Persen Mobil Baru Dimentahkan Sri MulyaniSahabat Honda Bandung, Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), menegaskan bahwa Kementerian Keuangan menutup pintu dalam menerapkan wacana pajak nol persen bagi mobil baru. Alasannya, sebab telah merencanakan insentif lain yang akan diberikan terhadap industri keseluruhan.

    Perihal Wacana Pajak 0 Persen Mobil Baru Dimentahkan Sri Mulyani

    “Kami tidak mempertimbangkan saat ini untuk memberikan pajak mobil baru nol persen seperti yang disampaikan industri ataupun Kementerian Perindustrian,” ujar Sri Mulyani pada keterangan resminya.

    Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, insentif untuk sektor industri harus berimbang. Artinya menguntungkan suatu industri, di sisi lain merugikan sektor industri lain.

    “Setiap insentif yang kita berikan akan kita evaluasi lengkap. Sehingga jangan sampai kita berikan insentif, di satu sisi berikan negatif ke kegiatan ekonomi yang lain,” jelas Sri Mulyani.

    Alasan Menperin

    Wacana pemberian insentif pajak 0 persen untuk pembelian mobil baru pertama kali diusulkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus berujar, kompenen besar dalam penentuan harga mobil salah satunya adalah pajak PPnBM. Sehingga dengan menghilangkan PPnBM, harga mobil baru akan jauh lebih rendah.

    Pembebasan pajak PPnBM bertujuan agar masyarakat terdorong untuk membeli lebih banyak kendaraan roda empat, dan membuat sektor industri otomotif bergairah yang secara tidak langsung akan menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan industri otomotif diharapkan bisa menjadi salah satu obat penawar perlambatan perekonomian pasca-pandemi virus corona (Covid-19).

    “Apalagi, industri otomotif merupakan satu dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” kata Agus. Dia menyebutkan, pada 2019, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia.

    Menurut dia, keunggulan produk otomotif yang dibuat oleh pabrikan di Indonesia telah diakui hingga kancah global. Indonesia, ucapnya, tetah menjadi negara eksportir kendaraan completely built up (CBU) ke lebih dari 80 negara tujuan. Lima negara tujuan utama tersebut yaitu Filipina, Arab Saudi, Jepang, Meksiko, dan Vietnam.

    Baca Juga : Tips Membeli Mobil Supaya Sesuai Budget

    Penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada Juli lalu disebutkan mampu menembus angka 25.200 unit atau naik 100 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan pada Agustus mencapai 37.200 unit atau naik 47 persen dari bulan Juli.

    Produksi kendaraan bermotor roda empat sepanjang tahun 2019 mencapai 1,28 juta unit dengan total nilai investasi hingga Rp 92,87 triliun. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang di dalam ekosistem kendaraan bermotor.

    “Begitu juga industri kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga pada tahun 2019, mencapai 7,29 juta unit. Sebanyak 810.000 unitnya untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor,” sambung Agus.

    Sementara itu dilansir dari Antara, jika wacana itu direalisasikan, ia berharap harga kendaraan roda empat baru akan jauh lebih murah dibandingkan sebelumnya.

    “Kalau kita beri perhatian agar daya beli masyarakat bisa terbantu dengan relaksasi pajak, maka kita terapkan. Kemudian pada gilirannya bisa membantu pertumbuhan industri manufaktur di bidang otomotif tersebut,” kata dia.

    Agus menambahkan kinerja industri otomotif pada semester pertama 2020 terbilang melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski mulai semester kedua tahun ini, ada perkembangan yang positif.

    Adanya wacana itu disambut antusias Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) karena akan mendorong daya beli masyarakat.

    “Harapannya masyarakat bisa membeli mobil baru. Dengan demikian pabrik mobil dan komponen dapat bekerja penuh kembali,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.

    Tanggapan Honda

    PT Honda Prospect Motor (HPM) berikan tanggapan positif terkait keputusan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang menolak usulan pajak nol persen pada mobil baru.

    Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy menyatakan, perusahaan memahami bahwa pemerintah berniat memberikan stimulus atau insentif kepada dunia usaha demi perbaikan ekonomi secara keseluruhan, bukan cuma insentif ke satu jenis industri saja.

    “Keputusan dari pemerintah, apapun itu, pasti didasari untuk perbaikan ekonomi. Kali ini Menkeu fokus memberikan stimulus fiskal yang dapat dinikmati oleh dunia usaha yang terdampak. Jadi tidak cuma memberikan insentif ke satu sisi,” kata Yusak Billy dikutip dari Antara.

    “Dengan begitu diharapkan ekonomi dapat bergerak dengan cepat. Apapun keputusan yang diambil pemerintah pastinya untuk perbaikan ekonomi kita semua,” imbuh beliau.

    Sumber Kompas.com

    Honda Bandung Center
    Honda Pasteur